Selama ini banyak yang
menganggap musik jazz adalah musiknya orang-orang kalangan atas, karena
saat ini kebanyakan penikmat musik jazz adalah mereka yang bisa dibilang
berduit. Namun sebenarnya, kalau kita memperhatikan sejarahnya tidaklah
seperti anggapan yang ada. Sebaliknya, musik ini ternyata berasal dari
kalangan kulit hitam yang pada masa itu merupakan kaum tertindas.
Proses
kelahirannya memperlihatkan musik jazz sangat berhubungan dengan
pertahanan hidup dan ekspresi kehidupan manusia.
Musik ini pertama kali muncul di Amerika Serikat di akhir abad 18. Awalnya, musik jazz lahir dengan dasar
Blues. Kemudian pada sekitar tahun 1887 mulai dikenal bentuk Rag Time,
yang pada waktu itu berupa permainan piano di bar- bar. Blues dan Rag
Time berkembang menjadi Boogie - Woogie. Bentuk-bentuk tersebut selain
merambah pada jalurnya sendiri, juga berkembang menelusuri perjalanan musik jazz.
Para peneliti musik mengemukakan, bahwa
bentuk musik jazz yang dapat dianggap sebagai bentuk awal yang
berkembang dari zaman ke zaman sampai bentuk jazz yang ada saat ini,
adalah bentuk musik jazz yang terdapat sekitar tahun 1915 - 1917. Pada
masa itu, para negro di kota New Orleans, AS memainkan musik jazz yang
memiliki corak yang khas, sehingga dikenal sebagai Jazz New Orleans.
Para musisi jazz New Orleans, menyajikan penampilan mereka di bar, rumah
judi, bahkan tempat-tempat pelacuran yang di masa itu sangat tumbuh
subur di New Orleans.
Asal kata ‘Jazz’ sendiri
ternyata cukup menarik. Kosa kata ini sebelumnya tidak ada di kamus mana
pun. Diperkirakan berawal dari bahasa slang inggris-amerika, jasm, yang sama dengan kata jism, dan memiliki arti roh, energi, dan keberanian. Akan tetapi, jism
juga memiliki arti sperma, sehingga dulu kata ini dianggap tabu di
masyarakat. Lama kelamaan, arti yang tabu tadi semakin memudar, hingga
saat ini kita telah mengenal kata ‘Jazz’ sebagai suatu aliran musik yang
digandrungi banyak orang dari berbagai kalangan.
Tahun 1920-an dikenal sebagai
Jazz-age, yakni masa di mana musik jazz semakin dikenal dan populer di
masyarakat, tidak hanya di Amerika tapi juga mulai menyebar ke Eropa dan
daerah lainnya. Musik swing juga menemani kejayaan musik jazz di tahun
1930-an. Dan puncaknya ada di tahun 1950-an, jazz modern begitu terkenal
di masyarakat kala itu.
Selanjutnya musik jazz terus
berkembang mengikuti perkembangan zaman. Musik-musik dengan aliran lain
juga berkembang, dan menjadi saingan bagi musik jazz sendiri, tapi jazz
tidak lantas mati. Improvisasi-improvisasi terus dilakukan untuk
mempertahankan eksistensi musik jazz, sekaligus juga untuk mengembangkan
musik ini dan membuatnya semakin bisa diterima masyarakat. Inovasi
terakhir yang membuktikan musik jazz adalah musik yang dinamis,
mengikuti perkembangan zaman tanpa harus ‘mengkhianati’ akarnya, yaitu
jazz fussion, aliran yang menggabungkan musik jazz dengan elemen dari
berbagai genre terutama funk, rock, R&B, ska, electronic, dan world music.
Kini terlihat hasilnya, musik
jazz semakin luas diterima oleh masyarakat dunia. Mengutip pernyataan
salah satu musisi jazz Jakarta, Toni Brilianto, “Jazz bukanlah high-level-music melainkan high-taste-music.” Jadi bukan hanya mereka yang berasal dari kalangan atas lah yang bisa menikmati musik jazz, melainkan mereka yang memiliki selera yang tinggi.
Sumber: kompasiana.com