Minggu, 24 Februari 2013

Musik Jazz, Berawal Dari Kaum Tertindas Menjadi Musik Berselera Tinggi


Selama ini banyak yang menganggap musik jazz adalah musiknya orang-orang kalangan atas, karena saat ini kebanyakan penikmat musik jazz adalah mereka yang bisa dibilang berduit. Namun sebenarnya, kalau kita memperhatikan sejarahnya tidaklah seperti anggapan yang ada. Sebaliknya, musik ini ternyata berasal dari kalangan kulit hitam yang pada masa itu merupakan kaum tertindas.
Proses kelahirannya memperlihatkan musik jazz sangat berhubungan dengan pertahanan hidup dan ekspresi kehidupan manusia.
Musik ini pertama kali muncul di Amerika Serikat di akhir abad 18. Awalnya, musik jazz lahir dengan dasar Blues. Kemudian pada sekitar tahun 1887 mulai dikenal bentuk Rag Time, yang pada waktu itu berupa permainan piano di bar- bar. Blues dan Rag Time berkembang menjadi Boogie - Woogie. Bentuk-bentuk tersebut selain merambah pada jalurnya sendiri, juga berkembang menelusuri perjalanan musik jazz.
Para peneliti musik mengemukakan, bahwa bentuk musik jazz yang dapat dianggap sebagai bentuk awal yang berkembang dari zaman ke zaman sampai bentuk jazz yang ada saat ini, adalah bentuk musik jazz yang terdapat sekitar tahun 1915 - 1917. Pada masa itu, para negro di kota New Orleans, AS memainkan musik jazz yang memiliki corak yang khas, sehingga dikenal sebagai Jazz New Orleans. Para musisi jazz New Orleans, menyajikan penampilan mereka di bar, rumah judi, bahkan tempat-tempat pelacuran yang di masa itu sangat tumbuh subur di New Orleans.
Asal kata ‘Jazz’ sendiri ternyata cukup menarik. Kosa kata ini sebelumnya tidak ada di kamus mana pun. Diperkirakan berawal dari bahasa slang inggris-amerika, jasm, yang sama dengan kata jism, dan memiliki arti roh, energi, dan keberanian. Akan tetapi, jism juga memiliki arti sperma, sehingga dulu kata ini dianggap tabu di masyarakat. Lama kelamaan, arti yang tabu tadi semakin memudar, hingga saat ini kita telah mengenal kata ‘Jazz’ sebagai suatu aliran musik yang digandrungi banyak orang dari berbagai kalangan.
Tahun 1920-an dikenal sebagai Jazz-age, yakni masa di mana musik jazz semakin dikenal dan populer di masyarakat, tidak hanya di Amerika tapi juga mulai menyebar ke Eropa dan daerah lainnya. Musik swing juga menemani kejayaan musik jazz di tahun 1930-an. Dan puncaknya ada di tahun 1950-an, jazz modern begitu terkenal di masyarakat kala itu.
Selanjutnya musik jazz terus berkembang mengikuti perkembangan zaman. Musik-musik dengan aliran lain juga berkembang, dan menjadi saingan bagi musik jazz sendiri, tapi jazz tidak lantas mati. Improvisasi-improvisasi terus dilakukan untuk mempertahankan eksistensi musik jazz, sekaligus juga untuk mengembangkan musik ini dan membuatnya semakin bisa diterima masyarakat. Inovasi terakhir yang membuktikan musik jazz adalah musik yang dinamis, mengikuti perkembangan zaman tanpa harus ‘mengkhianati’ akarnya, yaitu jazz fussion, aliran yang menggabungkan musik jazz dengan elemen dari berbagai genre terutama funk, rock, R&B, ska, electronic, dan world music.
Kini terlihat hasilnya, musik jazz semakin luas diterima oleh masyarakat dunia. Mengutip pernyataan salah satu musisi jazz Jakarta, Toni Brilianto, “Jazz bukanlah high-level-music ­melainkan high-taste-music.” Jadi bukan hanya mereka yang berasal dari kalangan atas lah yang bisa menikmati musik jazz, melainkan mereka yang memiliki selera yang tinggi.
Sumber: kompasiana.com
 
 

Berita Terkait Lainnya