Selasa, 26 Februari 2013

Tumpeng, Ikon Kuliner Indonesia

Foto : dreamstime.com
 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menetapkan 30 icon kuliner yang akan diperkenalkan kepada masyarakat internasional. 30 icon tersebut adalah Ayam Panggang Bumbu Rujak Yogyakarta, Gado-gado Jakarta, Nasi Goreng Kampung, Serabi Bandung, Sarikayo Minangkabau
, Es Dawet Ayu Banjarnegara, Urap Sayuran Yogjakarta, Sayur Nangka Kapau, Lunpia Semarang, Nagasari Yogjakarta, Kue Lumpur Jakarta, Soto Ayam Lamongan, Rawon Surabaya, Asinan Jakarta, Sate Ayam Madura, Sate Maranggi Purwakarta, Klappertaart Manado, Tahu Telur Surabaya, Sate Lilit Bali, Rendang Padang, Orak-arik Buncis Solo, Pindang Patin Palembang, Asam Padeh Tongkol Padang, Nasi Liwet Solo, Es Bir Pletok Jakarta, Kolak Pisang Ubi Bandung, Ayam Goreng Lengkuas Bandung, Laksa Bogor, Kunyit Asam Solo, serta Nasi Tumpeng.
Dari 30 ikon kuliner yang telah terpilih, tumpeng ditetapkan sebagai ikon kuliner nasional. Hal ini dikarenakan tumpeng yang berupa nasi gurih berbentuk kerucut dapat ditambah dengan berbagai macam makanan pendamping sehingga tidak menutup kemungkinan icon kuliner lainnya disajikan bersama tumpeng.
"Icon kuliner telah kami tetapkan berdasarkan tiga kriteria, yakni bahan baku mudah didapat, kedua kuliner tersebut telah dikenal oleh masyarakat luas, serta ada pelaku profesional kuliner tersebut," jelas Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Firmansyah Rahim usai pembukaan Patali Day di Jakarta, 23 Februari 2013.
Mengenai pemilihan icon kuliner nasional, Firmansyah mengatakan, satu penentuan icon kuliner nasional sama sulitnya dengan pemilihan 30 icon kuliner Indonesia. "Icon kuliner nasional berdasarkan kriteria kuliner yang paling mewakili kuliner Indonesia," lanjutnya.
Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan Event Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Achyaruddin menambahkan bahwa 80% bumbu yang digunakan dalam 30 icon kuliner tersebut dapat ditemui di hampir seluruh negara.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Hidup Kementerian Pertanian,Yusni Emilia Harahap mengatakan bahwa kekayaan produksi pangan Indonesia sebaiknya dimanfaatkan secara optimal, salah satunya dengan diversifikasi pangan.
"Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22/2009 tentang Percepatan Diversifikasi Pangan, kami bersama segenap stakeholder pangan akan bekerjasama untuk mengajak masyarakat untuk mensubtitusi makanan berbahan dasar padi secara bertahap," kata Emilia.  Ditambahkanya, pihaknya akan berupaya menurunkan konsumsi beras sebanyak 1,5% per kapita setiap tahun. Untuk itu, Emilia jajaran pejabat Kementerian Pertanian akan melakukan kampanye diversifikasi pangan secara konsisten.
Patali (Market) Day merupakan ajang pertemuan berbagai komunitas dari hulu ke hilir yang meliputi perwakilan produsen, konsumen, usaha penunjang, chef, blogger, penggemar fotografi, pelajar dan mahasiswa tata boga dan perhotelan, media masa dan siapaun yang peduli akan pertanian, pangan dan seni kuliner yang dihasilkan dari Indonesia. Kata Patali sendiri diambil dari bahas Gorontalo, berarti pasar. Patali Day yang diselenggarakan oleh Omar Niode Foundation secara resmi meluncurkan situs pertanian, pangan dan kuliner www.omarniode.org.
Selain Patali (Market) Day yang diadakan oleh Omar Niode Foundation, sejumlah even kuliner juga diselenggarakan sejumlah pihak untuk mengajak masyarakat mengenal dan mencintai kuliner Indonesia. Sejumlah even kuliner yang diadakan sepanjang tahun ini, antara lain Festival Jajanan Bango, Festival Makanan Surabaya dan Festival Makanan Bandung.  
(Puskompublik)
Sumber: http://www.budpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2101


Berita Terkait Lainnya