Foto : dreamstime.com |
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menetapkan 30 icon
kuliner yang akan diperkenalkan kepada masyarakat internasional. 30 icon
tersebut adalah Ayam Panggang Bumbu Rujak Yogyakarta, Gado-gado
Jakarta, Nasi Goreng Kampung, Serabi Bandung, Sarikayo Minangkabau
, Es
Dawet Ayu Banjarnegara, Urap Sayuran Yogjakarta, Sayur Nangka Kapau,
Lunpia Semarang, Nagasari Yogjakarta, Kue Lumpur Jakarta, Soto Ayam
Lamongan, Rawon Surabaya, Asinan Jakarta, Sate Ayam Madura, Sate
Maranggi Purwakarta, Klappertaart Manado, Tahu Telur Surabaya, Sate
Lilit Bali, Rendang Padang, Orak-arik Buncis Solo, Pindang Patin
Palembang, Asam Padeh Tongkol Padang, Nasi Liwet Solo, Es Bir Pletok
Jakarta, Kolak Pisang Ubi Bandung, Ayam Goreng Lengkuas Bandung, Laksa
Bogor, Kunyit Asam Solo, serta Nasi Tumpeng.
Dari 30 ikon kuliner yang telah terpilih, tumpeng ditetapkan sebagai
ikon kuliner nasional. Hal ini dikarenakan tumpeng yang berupa nasi
gurih berbentuk kerucut dapat ditambah dengan berbagai macam makanan
pendamping sehingga tidak menutup kemungkinan icon kuliner lainnya
disajikan bersama tumpeng.
"Icon kuliner telah kami tetapkan berdasarkan tiga kriteria, yakni
bahan baku mudah didapat, kedua kuliner tersebut telah dikenal oleh
masyarakat luas, serta ada pelaku profesional kuliner tersebut," jelas
Dirjen Pengembangan Destinasi Pariwisata Kementerian Pariwisata dan
Ekonomi Kreatif, Firmansyah Rahim usai pembukaan Patali Day di Jakarta,
23 Februari 2013.
Mengenai pemilihan icon kuliner nasional, Firmansyah mengatakan, satu
penentuan icon kuliner nasional sama sulitnya dengan pemilihan 30 icon
kuliner Indonesia. "Icon kuliner nasional berdasarkan kriteria kuliner
yang paling mewakili kuliner Indonesia," lanjutnya.
Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif, dan
Event Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Achyaruddin menambahkan
bahwa 80% bumbu yang digunakan dalam 30 icon kuliner tersebut dapat
ditemui di hampir seluruh negara.
Sementara itu, Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Lingkungan Hidup
Kementerian Pertanian,Yusni Emilia Harahap mengatakan bahwa kekayaan
produksi pangan Indonesia sebaiknya dimanfaatkan secara optimal, salah
satunya dengan diversifikasi pangan.
"Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 22/2009 tentang Percepatan
Diversifikasi Pangan, kami bersama segenap stakeholder pangan akan
bekerjasama untuk mengajak masyarakat untuk mensubtitusi makanan
berbahan dasar padi secara bertahap," kata Emilia. Ditambahkanya,
pihaknya akan berupaya menurunkan konsumsi beras sebanyak 1,5% per
kapita setiap tahun. Untuk itu, Emilia jajaran pejabat Kementerian
Pertanian akan melakukan kampanye diversifikasi pangan secara konsisten.
Patali (Market) Day merupakan ajang pertemuan berbagai komunitas dari
hulu ke hilir yang meliputi perwakilan produsen, konsumen, usaha
penunjang, chef, blogger, penggemar fotografi, pelajar dan mahasiswa
tata boga dan perhotelan, media masa dan siapaun yang peduli akan
pertanian, pangan dan seni kuliner yang dihasilkan dari Indonesia. Kata
Patali sendiri diambil dari bahas Gorontalo, berarti pasar. Patali Day
yang diselenggarakan oleh Omar Niode Foundation secara resmi meluncurkan
situs pertanian, pangan dan kuliner www.omarniode.org.
Selain Patali (Market) Day yang diadakan oleh Omar Niode Foundation,
sejumlah even kuliner juga diselenggarakan sejumlah pihak untuk mengajak
masyarakat mengenal dan mencintai kuliner Indonesia. Sejumlah even
kuliner yang diadakan sepanjang tahun ini, antara lain Festival Jajanan
Bango, Festival Makanan Surabaya dan Festival Makanan Bandung.
(Puskompublik)
Sumber: http://www.budpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2101