Jumat, 01 Maret 2013

Strategi Pendidikan Menyiapkan Tenaga Terampil


Jakarta—Pendidikan berperan penting dalam membangun daya saing bangsa, mengurangi kemiskinan , dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran penting pendidikan dalam pengembangan ekonomi di Indonesia terutama untuk menyediakan tenaga kerja terampil.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh menyampaikan tantangan dunia pendidikan ke depan semakin besar. Dia menyebutkan, berdasarkan prediksi McKensey (2012), kebutuhan tenaga kerja terampil di Indonesia akan meningkat dari 55 juta pada 2012 menjadi 113 juta pada 2030. “Pemerintah telah memfomulasikan sejumlah kebijakan strategis untuk menjawab tantangan ini, dua tahun lebih awal dari laporan itu (McKensey),” katanya pada Indonesia Summit 2013 di Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (28/2/2013).
Mendikbud menyebutkan, kebijakan pertama adalah meningkatkan wajib belajar dari sembilan tahun menjadi 12 tahun melalui pendidikan menengah universal. Targetnya adalah meningkatkan angka partisipasi kasar (APK) sekolah menengah menjadi tidak kurang dari 97 persen. “Dan tidak ada lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke SMA,” katanya.
Kebijakan kedua, lanjut Mendikbud, adalah meningkatkan akses ke pendidikan tinggi yang mengacu pada Undang-Undang No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Undan-undang itu menyatakan, pemerintah wajib menyelenggarakan sedikitnya satu akademi komunitas di setiap kabupaten. Selain itu, setidaknya ada satu universitas dan politeknik di tiap provinsi. “Ditargetkan akan dibangun 850 akademi komunitas pada 2025,” katanya.
Undang-undang itu, kata Mendikbud, juga menyebutkan, pemerintah mempunyai kewajiban menyediakan bantuan operasional bagi perguruan tinggi negeri (PTN) untuk meringankan beban mahasiswa. “Dan sedikitnya 20 persen mahasiswa baru di PTN berasal dari keluarga tidak mampu. Targetnya APK pendidikan tinggi mencapai 53 persen pada 2025,” katanya.
Mendikbud melanjutkan, strategi ketiga adalah merevisi kurikulum untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Kurikulum baru ini, kata Mendikbud, disusun untuk menyiapkan peserta didik menguasai keterampilan di abad 21. “Abad di mana kreativitas dan inovasi menjadi aset utama bagi seseorang untuk menghadapinya,” katanya.
Menteri Nuh menjelaskan, kurikulum baru ini menggunakan metode pendekatan saintifik. Suatu pendekatan siswa harus aktif terlibat dalam mengamati, bertanya, mengasosiasikan, dan melakukan eksperimen. “Diharapkan, proses pembelajaran dapat meningkatkan kreativitas peserta didik,” ujarnya. (ASW).
Sumber: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/1085

 

Berita Terkait Lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar