Jakarta—Pendidikan
berperan penting dalam membangun daya saing bangsa, mengurangi
kemiskinan , dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Peran penting
pendidikan dalam pengembangan ekonomi di Indonesia terutama untuk
menyediakan tenaga kerja terampil.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud)
Mohammad Nuh menyampaikan tantangan dunia pendidikan ke depan semakin
besar. Dia menyebutkan, berdasarkan prediksi McKensey (2012), kebutuhan
tenaga kerja terampil di Indonesia akan meningkat dari 55 juta pada 2012
menjadi 113 juta pada 2030. “Pemerintah telah memfomulasikan sejumlah
kebijakan strategis untuk menjawab tantangan ini, dua tahun lebih awal
dari laporan itu (McKensey),” katanya pada Indonesia Summit 2013 di
Hotel Shangri-La, Jakarta, Kamis (28/2/2013).
Mendikbud menyebutkan, kebijakan pertama adalah
meningkatkan wajib belajar dari sembilan tahun menjadi 12 tahun melalui
pendidikan menengah universal. Targetnya adalah meningkatkan angka
partisipasi kasar (APK) sekolah menengah menjadi tidak kurang dari 97
persen. “Dan tidak ada lulusan SMP yang tidak melanjutkan ke SMA,”
katanya.
Kebijakan kedua, lanjut Mendikbud, adalah
meningkatkan akses ke pendidikan tinggi yang mengacu pada Undang-Undang
No.12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Undan-undang itu menyatakan,
pemerintah wajib menyelenggarakan sedikitnya satu akademi komunitas di
setiap kabupaten. Selain itu, setidaknya ada satu universitas dan
politeknik di tiap provinsi. “Ditargetkan akan dibangun 850 akademi
komunitas pada 2025,” katanya.
Undang-undang itu, kata Mendikbud, juga
menyebutkan, pemerintah mempunyai kewajiban menyediakan bantuan
operasional bagi perguruan tinggi negeri (PTN) untuk meringankan beban
mahasiswa. “Dan sedikitnya 20 persen mahasiswa baru di PTN berasal dari
keluarga tidak mampu. Targetnya APK pendidikan tinggi mencapai 53 persen
pada 2025,” katanya.
Mendikbud melanjutkan, strategi ketiga adalah
merevisi kurikulum untuk jenjang SD, SMP, dan SMA. Kurikulum baru ini,
kata Mendikbud, disusun untuk menyiapkan peserta didik menguasai
keterampilan di abad 21. “Abad di mana kreativitas dan inovasi menjadi
aset utama bagi seseorang untuk menghadapinya,” katanya.
Menteri Nuh menjelaskan, kurikulum baru ini
menggunakan metode pendekatan saintifik. Suatu pendekatan siswa harus
aktif terlibat dalam mengamati, bertanya, mengasosiasikan, dan melakukan
eksperimen. “Diharapkan, proses pembelajaran dapat meningkatkan
kreativitas peserta didik,” ujarnya. (ASW).
Sumber: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/1085
Tidak ada komentar:
Posting Komentar