Sabtu, 09 Februari 2013

IFW 2013: Kembangkan Budaya Lokal untuk Wonderful Indonesia

 Indonesia memiliki ragam kekayaan dalam berbagai bidang, salah satunya adalah kekayaan  yang dapat menjadi bahan baku dunia fashion yang tidak terbatas. Kondisi ini tidak dibarengi dengan perkembangan produk fashion lokal yang belum optimal.
Proses kreatif para insan kreatif, khususnya yang bergerak dibidang fashion masih terkendala dengan sejumlah persoalan seperti masalah standardisasi, kontribusi dan pemasaran produk fashion lokal.
Mencermati hal tersebut, pemerintah khususnya empat Kementerian, yaitu Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, serta Kementerian Koperasi dan UKM bersama dengan sejumlah asosiasi dan perhimpunan yang bergerak di bidang fashion memandang perlu memajukan dunia fashion melalui Indonesia Fashion Week (IFW). Tahun ini merupakan penyelenggaraan IFW untuk yang kedua kalinya. IFW merupakan sebuah upaya yang dilakukan pemerintah bersama sejumlah pihak terkait yang bertujuan untuk mendorong kebudayaan lokal menjadi pondasi kekuatan pusat mode dunia.
Langkah strategis  pemerintah, dalam hal ini empat Kementerian yang terlibat dalam IFW ini akan membahas rancangan blue print Ekonomi Kreatif Fashion. Diharapkan, blue print ini dapat membentuk pondasi kuat dan memberikan kontribusi terhadap kemajuan produk fashion Indonesia.
Blue Print ini juga dibentuk untuk menghantar Indonesia menguasai pasar muslim pada tahun 2015, mulai menguasai pasar Asia pada tahun 2018, menguasai pasar muslim dunia pada tahun 2020, dan menjadi salah satu pusat mode dunia pada tahun 2025.
Pada blue print ini, masing-masing Kementerian memegang peranan masing-masing.Kemenparekraf bertugas mendorong mengembangan, penyerapan tren, serta mensosialisasikan tren tersebut pada masyarakata internasional. Sementara, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Koperasi dan UKM masing-masing bertugas untuk mengarahkan UKM yang tersebar dalam masyarakat untuk mendorong perkembangan tren, mendistribusikan hasil karya kreatif ke dalam dan luar negeri, serta membangun kelompok kerja untuk memperkuat industri fashion.
“Kami sangat serius untuk memajukan industri fashion. Kehadiran kami secara lengkap disini menjadi bukti keseriusan kami untuk menggali potensi negeri yang dapat berkontribusi untuk perkembangan dunia fashion Indonesia,” kata Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sapta Nirwandar di Balairung Soesilo Soedarman, 5 Februari 2013. “Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan menstimulir lebih banyak lagi anak muda dan sejumlah pihak yang berpotensi ikut mengembangkan ragam produk fashion,” jelasnya.
Sapta menambahkan, pihaknya siap membantu dan mencari bibit desainer dari berbagai daerah. “Salah satu produk fashion Indonesia yang memiliki potensi pasar yang besar adalah pakaian muslim. Jika kita bisa memaksimalkan sektor ini tentu akan banyak keuntungan yang diperoleh. Apalagi, saat ini tercatat ada 1,8 miliar penduduk dunia beragama Islam,” pungkas Sapta.
Sementara itu, Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kementerian Koperasi dan UKM, Neddy Rafinaldy Halim mengatakan bahwa pihaknya menyadari potensi pelaku usaha mikro dalam bidang fashion sangat besar. “Paling tidak, ada 10% dari total UKM yang ada saat ini bergerak di bidang fashion. Sementara, 10-15% lainya juga bergerak di bidang fashion namun yang berkiblat pada fashion luar negeri,”kata Neddy.
Dia menambahkan bahwa karakteristik pelaku usaha mikro yang sangat dekat dengan kehidupan budaya dan lingkungan sekitar dapat menjadi  kekuatan mereka sekaligus sebagai poin yang sangat pas untuk membangkitkan kepercayaan diri mereka agar produknya bisa bersaing di pasar dunia.
Seiring dengan usaha memajukan dunia fashion, Neddy memotret fakta bahwa banyak kalangan anak muda yang meninggalkan pekerjaan warisan orang tuanya yang berkaitan dengan industri fashion. “Kami akan mendorong agar anak muda kembali tertarik menekuni pekerjaan warisan orang tua seperti pengrajin batik dan pelaku usaha kerajinan tangan,” ucapnya lagi.
Tak ketinggalan, Kementerian Perindustrian yang diwakili Dirjen Industri Kecil dan Menengah, Euis Saedah, juga menyatakan kesiapanya mengawal kemajuan fashion Indonesia. “Kami akan mengawal penentuan standardisasi produk fashion dengan berkiblat pada ketentuan WTO, penggunaan teknologi terkait industri fashion dan meningkatkan kompetensi masyarakat dalam bidang fashion. Kami mencatat, ada 135 industri kecil yang terlibat dalam IFW tahun ini,” kata Euis.
Pada kesempatan yang sama, Kementerian perdagangan yang diwakili Dirjen Perdagangan Dalam Negeri, Gunaryo juga menyatakan kesiapannya memajukan industri fashion Indonesia. “Kami akan melakukan sejumlah upaya pengembangan produk meliputi regulasi dan pemasaran produk fashion,” kata Gunaryo. Ditambahkanya, peningkatan kuantitas dan kualitas SDM yang sedang dilaksanakan sekarang ini juga perlu dibarengi dengan peningkatan produk berstandar internasional sehingga produk tersebut dapat menjadi komoditi ekspor.
Industri fashion selayaknya mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan sejumlah pihak terkait. “Menurut catatan kami, produk fashion memberikan sumbangan sebanyak 40% dari total 15 subsektor ekonomi kreatif,” kata Direktur IFW, Dina Mediani pada kesempatan yang sama.
Pada kesempatan ini Marta Tilaar yang juga berkesempatan hadir mengajak seluruh hadirin untuk memperjuangkan produk fashion dalam negeri. “Ayo perjuangkan supaya produk dalam negeri bisa dipasarkan dan bersaing dengan produk internasional,” pungkasnya.
Sementara itu, Taruna K Kusmayadi, Ketua umum APPMI mengatakan bahwa pihaknya dan pelaku usaha fashion lainnya menyatakan siap bekerja sama dengan pemerintah. “Kami sangat senang bila pemerintah mau membantu kami memajukan dunia fashion Indonesia,”katanya.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) yang juga hadir dalam acara tersebut membagikan kisah keberhasilan penyelenggaran IFW tahun lalu. “Sudah ada permintaan produk fashion dari Swedia dan Jepang,” kata Ketua Umum APINDO, Sofyan wanandi. Ia juga akan bekerja sama dengan seluruh pihak terkait agar ikut mendorong terciptanya hak paten produk fashion dalam negeri. (Puskompublik)
Sumber: http://www.budpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2077

Berita Terkait Lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar