Malang,
Jawa Timur -- Mendikbud menceritakan bahwa banyak pihak yang
mempertanyakan kenapa repot-repot mengubah kurikulum. Bahkan ada yang
mengeritik dengan ungkapan ganti menteri ganti kurikulum. "Saya katakan,
kalau demi peserta didik, tidak perlu merasa repot.
Kalau untuk
kemajuan peserta didik, tidak apa-apa dikritik ganti menteri ganti
kurikulum. Yang penting generasi masa depan kita bertambah baik. Itu
niat kita," tutur Nuh.
Dalam pemaparannya ketika menyampaikan materi
kurikulum 2013 di Universitas Islam Malang (Unisma), Sabtu, 16 Februari
2013, Mendikbud menunjukkan bahwa banyak materi pelajaran dari TIMMS dan
PISA yang seharusnya sudah diajarkan tapi nyatanya belum diajarkan
dalam kurikulum kita sekarang. Akibatnya, prestasi akademik peserta
didik kita selalu tertinggal dari negara-negara lain.
Sebaliknya, tambah Nuh, banyak materi yang belum
waktunya diajarkan namun sudah diajarkan, sehingga membebani para
peserta didik. Misalnya murid-murid kelas satu SD yang baru masuk
sekolah dalam minggu pertama sudah harus bisa menuliskan nama-nama teman
sekelasnya beserta alamat rumahnya.
Disamping itu, kata Mendikbud, pengembangan
Kurikulum 2013 juga didasarkan atas banyak rasionalitas dalam rangka
mengembangkan peserta didik yang kreatif, inovatif, produktif, dan
afektif. Penekanannya tidak lagi pada ranah kognitif atau hafalan
belaka, sebagaimana telah banyak dikritik. Dengan Kurikulum 2013 justeru
kita ingin meningkatkan dan menyeimbangkan antara kompetensi sikap
(attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (cognitive) di
kalangan peserta didik. (IH)
Sumber: http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/berita/1067