Jamu sangat bermanfaat untuk digunakan
dalam program promotif-preventif. Pemanfaatan Jamu juga akan mendorong
masyarakat untuk mampu secara mandiri menjaga dan memelihara
kesehatannya. Hasil riset saintifikasi jamu juga menunjukkan bahwa jamu
bermanfaat dalam pengobatan penyakit
degeneratif dan paliatif secara
bermakna, antara lain untuk menurunkan asam urat dan tekanan darah.
Demikian pernyataan Menteri Kesehatan
RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH, pada peresmian Rumah Riset Jamu Hortus
Medicus dan Gedung Pelatihan Iptek Tanaman Obat dan Jamu, Balai Besar
Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu (31/1).
“Hasil riset dan bukti-bukti ilmiah ini akan makin meningkatkan kepercayaan atau trust para dokter, tenaga kesehatan, juga para ilmuwan, bahkan masyarakat, tentang manfaat jamu untuk kesehatan”, kata Menkes.
Menkes mengatakan, beberapa dasawarsa terakhir, dunia sudah memposisikan obat tradisional, termasuk ramuan/jamu dan keterampilan, sebagai pilihan untuk pengobatan dan untuk menjaga kebugaran bagi masyarakat. Berbagai negara, seperti Cina, Korea, India dan Thailand sudah sangat maju dalam pengembangan obat tradisional, berkat dukungan dan komitmen Pemerintah yang kuat.
“Saya yakin dan percaya bahwa cita-cita menjadikan jamu sebagai mainstream perekonomian Indonesia dan meningkatkan devisa negara akan terwujud. Sebab, Indonesia memiliki megabiodiversity tanaman obat”, ujar Menkes.
Pada kesempatan tersebut, Menkes meminta Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu untuk terus meningkatkan riset tanaman obat dan jamu, sebab ada ribuan ramuan di Indonesia yang perlu dibuktikan keamanannya dan khasiatnya bagi kesehatan.
“Saya juga minta agar Riset Tanaman Obat dan Jamu diselenggarakan secara periodik, karena pada tahun 2012 baru 20% etnis yang dikaji, yaitu 221 dari 1068 etnis yang ada di Tanah Air kita”, tambah Menkes.
“Hasil riset dan bukti-bukti ilmiah ini akan makin meningkatkan kepercayaan atau trust para dokter, tenaga kesehatan, juga para ilmuwan, bahkan masyarakat, tentang manfaat jamu untuk kesehatan”, kata Menkes.
Menkes mengatakan, beberapa dasawarsa terakhir, dunia sudah memposisikan obat tradisional, termasuk ramuan/jamu dan keterampilan, sebagai pilihan untuk pengobatan dan untuk menjaga kebugaran bagi masyarakat. Berbagai negara, seperti Cina, Korea, India dan Thailand sudah sangat maju dalam pengembangan obat tradisional, berkat dukungan dan komitmen Pemerintah yang kuat.
“Saya yakin dan percaya bahwa cita-cita menjadikan jamu sebagai mainstream perekonomian Indonesia dan meningkatkan devisa negara akan terwujud. Sebab, Indonesia memiliki megabiodiversity tanaman obat”, ujar Menkes.
Pada kesempatan tersebut, Menkes meminta Balai Besar Litbang Tanaman Obat dan Obat Tradisional Tawangmangu untuk terus meningkatkan riset tanaman obat dan jamu, sebab ada ribuan ramuan di Indonesia yang perlu dibuktikan keamanannya dan khasiatnya bagi kesehatan.
“Saya juga minta agar Riset Tanaman Obat dan Jamu diselenggarakan secara periodik, karena pada tahun 2012 baru 20% etnis yang dikaji, yaitu 221 dari 1068 etnis yang ada di Tanah Air kita”, tambah Menkes.
Sumber: http://www.depkes.go.id/index.php/berita/press-release/2206-menkes-tingkatkan-terus-riset-tanaman-obat-dan-jamu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar