![]() |
Gelombang Bono, Riau (Foto: kamparriverdefender) |
Kedahsyatan gelombang Bono di Sungai Kampar, Desa Teluk Meranti,
Propinsi Riau oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dijadikan
sebagai salah satu daerah destinasi wisata minat khusus. Kemenparekraf
telah menginisiasi potensi gelombang Bono sejak tahun 2010 dan mulai
memperkenalkanya kepada masyarakat pada tahun 2011.
“Potensi Sungai Kampar untuk dijadikan sebagai daerah wisata sangat besar. Sejak kami meng-upload video
Sungai Kampar di Youtube, banyak peselancar yang datang untuk merasakan
sensasi gelombang Bono,” jelas Direktur Pengembangan Wisata Minat
Khusus, Konvensi, Insentif dan Even Kemenparekraf, Achyaruddin saat
menyambut kedatangan tiga peselancar Inggris yang baru saja menaklukan
gelombang Bono di Bandar Udara Soekarno-Hatta, 15 Februari 2013.
Saat ini, Kemenparekraf telah membuat masterplan pengembangan
wisata Desa Teluk Meranti. “Kami sudah membagi daerah yang akan kami
kembangkan sebanyak tujuh lokasi yang terdiri dari tiga bagian utama
yakni daerah konservasi, arena selancar dan fasilitas wisata seperti
penginapan. Panjangnya lokasi yang akan kami kembangkan ini sekitar 55
km, sementara panjang kawasan yang dilewati gelombang Bono adalah 30
km,” jelas Achyar.
Menurutnya, potensi pengembangan salah satu destinasi wisata minat
khusus ini sangat besar karena tidak hanya menyasar kedatangan
peselancar kelas dunia juga mengundang minat keluarga peselancar untuk
ikut menikmati keindahan Desa Teluk Meranti yang belum banyak tersentuh
modernisasi. “Biasanya kan peselancar datang membawa keluarganya, ini
juga bisa menjadi salah satu keuntungan bagi kita,” katanya lebih
lanjut.
Kondisi Desa Teluk Meranti masih sangat sederhana. Namun, dengan daya
tarik gelombang Bono, Achyaruddin optimis wisata di Desa Teluk Meranti
akan berkembang pesat. “Berkaca dari keberhasilan pariwisata Bali yang
bermula dari kegiatan selancar, kami optimis wisata Riau khususnya Desa
Teluk Meranti akan memperoleh keberhasilan yang sama,” Pungkasnya.
Dulu, gelombang Bono ditakuti oleh masyarakat Desa Teluk Meranti.
Namun, seiring perkembangan wisata selancar Sungai Kampar, masyarakat
menyadari pentingnya peranan gelombang Bono dalam menggerakan
perekonomian mereka. Kedahsyatan gulungan ombak yang ditingkahi hentakan
keras dari berbagai arah tak terduga dianggap sebagai bencana oleh
masyarakat setempat. Apalagi kedatangan gelombang Bono disertai dengan
gejala alam yang tidak biasa. Sebelum gelombang datang, langit menjadi
berwarna gelap dan turun hujan rintik-rintik.
Akses menuju Desa Meranti ada dua. “Pengunjung dapat melalui Batam,
dari sana bisa menggunakan akses laut. Sedangkan jika ingin menggunakan
jalur darat, pengunjung dapat melalui kota Pekanbaru dengan waktu tempuh
4 jam,” tutup Achyar. (Puskompublik)
Sumber : http://www.budpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2087