Tiga peselancar asal Inggris, Steve Holmes, Stave King dan Nathan Maurice berhasil menaklukan gelombang Bono atau tidal bore,
sebutan untuk gelombang dasyat di Sungai Kampar, Kabupaten Palalawan,
Provinsi Riau.
“Pengalaman menaklukan ‘Bono’ merupakan pengalaman yang
sangat mengesankan bagi kami. Mengarungi sungai dengan hantaman arus dan
gelombang di sana-sini butuh nyali yang besar. Tentu saja, nyawa
tantanganya,” cerita Steve King, salah satu peselancar.
Tiga peselancar asal Inggris ini sengaja datang untuk memecahkan
rekor dunia selancar di Sungai dengan jarak terjauh. Gelombang Bono di
Sungai Kampar biasanya muncul pada bulan Februari, Maret, September, dan
Oktober atau pada awal dan akhir musim penghujan. Ketinggian gelombang
Bono bisa mencapai 20 km, pada kunjungan Steve Holmes dan teman-teman,
ketinggian gelombang Bono mencapai 4 meter.
“Mengarungi ‘Bono’ membutuhkan nyali dan energi yang tak tidak
main-main karena saya dan kawan-kawan harus menghadapi hantaman
gelombang sungai yang tidak terduga. Gelombang tersebut bisa datang
dari kiri dan kanan secara bersamaan lalu terbelah dan berbalik arah.
Jika anda berselancar di laut, ombak datang dari arah yang bisa
diprediksi,” jelas King saat ditemui di Hotel Transit Bandara
Soekarno-Hatta, 15 Februari 2013.
Karakter Sungai Kampar yang terletak di jalur khatulistiwa pun
mempengaruhi besarnya gelombang dan kederasan arus sungai. “Tempat itu
merupakan pertemuan antara sungai dan laut. Anda bisa melihat arus
sungai yang berbalik arah secara tiba-tiba lalu bergulung-gulung.
Mengarungi Sungai Kampar dalam kondisi seperti ini memang berbahaya,
namun rasanya sangat bangga setelah kamu menaklukan gelombang Bono,”
kata Maurice. Dibandingkan karakter Sungai Severn, sungai yang telah
mereka takhlukan di Inggris, gelombang Bono lebih menantang. “Gelombang
yang saya taklukan di Inggris jauh lebih pelan dan tidak sekeras
hentakan gelombang Bono,” lanjutnya.
Karakter ‘Bono’ memang mempesona bagi peselancar kelas dunia seperti
Holmes, King dan Maurice. “Kami melihat unggahan video gelombang Bono
di Youtube, lalu memutuskan untuk datang dan merasakan sensasinya,”
lanjut Holmes.
Steve Holmes, Stave King dan Nathan Maurice mengarungi gelombang Bono
selama 1 jam 12 menit dengan ketinggian 4 meter. “Kami berharap dapat
kembali lagi ke Riau dan merasakan sensasi gelombang Bono yang luar
biasa,” kata King.
Direktur Pengembangan Wisata Minat Khusus, Konvensi, Insentif dan
Even Kemenparekraf, Achyaruddin mengatakan bahwa kedatangan Steve dan
teman-teman ini bisa menjadi salah satu ajang promosi potensi wisata
alam Riau. “Gelombang Bono di Sungai Kampar potensial untuk dapat
menarik minat wisatawan mancanegara. Gelombang Bono lebih dasyat dan
menantang daripada gelombang laut di Bali. Maka, pihak kami optimis
Sungai Kampar dapat menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi
peselancar mancanegara,” tutupnya. (Puskompublik)
Sumber: http://www.budpar.go.id/asp/detil.asp?c=16&id=2088