Selasa, 23 April 2013

Pospekot IV 2013 Qasidah Kolaborasi Santri Idol Sekota Lubuklinggau



Lubuklinggau, PDK
Dengan bermunculannya para musisi muda dengan aliran musik yang berbeda tentunya di barengi dengan teknologi yang semakin maju dan canggih dibidang seni alternatif maka akan menjadi pilihan yang trend bagi generasi sekarang untuk menjadi salah satu aliran yang disukainya.
Namun diantara musik yang beraliran modern masih ada sekelompok pemuda-pemudi yang tetap mempertahankan musik yang bernuansa agama seperti gambus, rabana, hal ini merupakan satu kebanggaan tersendiri bagi kaum santri juga para alim ulama yang selalu mendukung penuh kegiatan ini yang tentunya didukung juga oleh Kemenag.
Berlangsung diauditorium pesantren Al-Ikhlas Lubuklinggau lomba seni qasidah dan santri idol dilaksanakan dengan penuh rasa gembira dan penuh syukur karena lomba yang bernuansa Islami ini masih tumbuh subur dikalangan pesantren dan sejenisnya. Saat berbincang dengan wartawan PDK ketua panitia kota Lubuklinggau Taufiq Anwar S.E mengatakan lomba ini diadakan 2 tahun sekali dan para juara akan di berangkatkan ke tingkat provinsi di Palembang dan akan bertanding dengan propinsi lainnya pada tanggal 2 mei 2013. Dalam penyelenggaraan pospekot ini panitia mengajukan persyaratan lomba diantaranya berpakain rapih, persiapan selama 5 menit sebelum tampil, penghayatan penilaian vokal, instrument.
Dinilai oleh 3 orang juri antara lain Evan, Sukri dan Aam. Para peserta harus tampil prima sesuai dengan kriteria yang telah dipersyaratkan, diiukuti oleh seluruh pesantren yang ada dikota Lubuklinggau diantaranya: 

  • Al-Azhar,
  • Al-Ikhlas,
  • Ar-Risalah,
  • Mazroillah, dan
  • Ittihaadul Ulum
Sebagai juara dalam perlombaan ini jenis qasidah alternatif juara 1 Al-Ikhlas, juara 2 Ar-Risalah, juara 3 Mazroillah. Jenis lomba santri Idol putera juara 1 ponpes Ittihaadul Ulum, juara 2 ponpes Al-Ikhlas. Jenis lomba santri idol puteri juara 1 ponpes Al-Ikhlas, juara 2 ponpes Al-Azhar.
Semoga kegiatan yang bernuansa Islami ini bisa semakin bertumbuh subur dikalangan pemuda pemudi Indonesia dengan demikian bisa memagari diri mereka dari perbuatan yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, apalagi di zaman modern ini dengan era informasi yang terbuka luas. Dan lepas tutur Edi Fulun salah satu pengamat seni gambus di Kota Lubuklinggau penuh antusias.
(ampera)


Berita Terkait Lainnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar