Lubuklinggau, PDK
Dizaman yang serba
modern ini serta teknologi yang semakin canggih, budaya asing semakin tak
terkendali menerobos sampai kepelosok tanah air. Namun, sebagian desa salah satu
perkampungan di kota Lubuklinggau yang berdekatan dengan makam makam pahlawan
kota Lubuklinggau.
Berada ditengah perkampungan yang kebetulan terdapat beberapa usaha pembuatan kerupuk opak. Salah satunya adalah Ishaq, keturunan Binjai (Musi Rawas) dan seorang istri yang bernama Farida dan memiliki seorang anak yang bernama putri yang pada saat ini masih bersekolah di SMP Negeri 1 kota Lubuklinggau kelas 2.
Saat ditemui
dikediamannya Ishaq becerita banyak tentang kehidupan yang semakin sulit, bahan
pokok yang semakin mahal dan tidak terjangkau untuk dibeli. Sebelum berjualan
kerupuk opak Ishaq adalah seorang tukang ojek sepeda motor yang bekerja dari
pagi sampai sore hari. Namun, setelah semakin banyaknya jumlah jasa ojek sepeda
motor sehingga berpengaruh terhadap penghasilannya sehari-hari yang selama ini
pas-pasan. Demi mencukupi kebutuhan keluarganya Ishaq harus bekerja sampingan
sebagai tukang las itupun tidak rutin hanya pada saat tertentu jika ada yang
membutuhkan saja.Berada ditengah perkampungan yang kebetulan terdapat beberapa usaha pembuatan kerupuk opak. Salah satunya adalah Ishaq, keturunan Binjai (Musi Rawas) dan seorang istri yang bernama Farida dan memiliki seorang anak yang bernama putri yang pada saat ini masih bersekolah di SMP Negeri 1 kota Lubuklinggau kelas 2.
Hanya
bermodalkan uang Rp. 75.000 Ishaq bertekad untuk merubah profesi sebagai
penjual kerupuk opak dan menjalankan usaha ini dibantu sang istri dan salah
seorang anak yang masih duduk dibangku sekolah menengah pertama setelah pulang
sekolah. Dari proses awal sampai akhir yaitu proses penggorengan memakan waktu
2 hari. Dipasarkan di pasar pagi sejak pukul 3 subuh sampai dengan 6 pagi
dengan menyewa lapak Rp. 2000 per hari. Alhamdulillah dengan beralih berjualan
opak bias mencukupi kebutuhan sehari-hari dan biaya anak sekolah di SMP. Namun,
terkadang ada sedikit kendala misalnya pada saat musim hujan tiba kerupuk tidak
bisa diproduksi dikarenakan tidak bisa menjemur opak yang masih dalam produksi
kukusan, apalagi saat ini BBM sudah naik. Kami berharap semoga pemerintah mau
memperhatikan nasib kami sebagai pedagan kecil ini dikarenakan bahan pokok dan
harga barang-barang kebutuhan lainnya yang semakin melambung. Sedangkan kami
hanya bergantung dari usaha kecil ini untuk membiayai kehidupan sehari-hari dan
untuk menyekolahkan anak kami yang masih duduk dibangku SMP.
Harapan besar juga kami sampaikan semoga pemerintah mendengar kelihuhan kami ini dengan tidak mempersulit urusan birokrasi baik ditingkat kelurahan maupun kecamatan. Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu tetangga Ishaq yang halaman rumahnya dipakai untuk menjemur kerupuk opak (Alikiman).
Harapan besar juga kami sampaikan semoga pemerintah mendengar kelihuhan kami ini dengan tidak mempersulit urusan birokrasi baik ditingkat kelurahan maupun kecamatan. Hal ini juga dibenarkan oleh salah satu tetangga Ishaq yang halaman rumahnya dipakai untuk menjemur kerupuk opak (Alikiman).
Ampera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar